Bentuk-bentuk
Karya Ilmiah
Dalam
karya ilmiah dikenal antara lain berbentuk karangan ilmiah,report
atau
laporan ilmiah dan tulisan ilmiah :
- Karangan ilmiah
Karangan
ilmiah merupakan karya tulis yang dihasilkan dari kegiatan
mengungkapkan pemikiran dan menyampaikannya melalui media tulisan
kepada orang lain untuk dipahami. Sedangkan karangan ilmiah menurut
Brotowidjoyo adalah karangan ilmu pengetahuan yang
menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik
dan benar.
Bentuk
karangan ilmiah dapat berupa makalah, usulan penelitian, skripsi,
tesis, dan disertasi. Sedangkan jenis
karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau
simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya semua itu merupakan
produk dari kegiatan ilmuwan.
- Laporan Ilmiah
Karya
ilmiah jenis ini biasanya ditulis untuk melaporkan hasil-hasil
penelitian, observasi, atau survey yang dilakukan oleh seseorang atau
kelompok orang. Laporan ilmiah yang menjadi persyaratan akademis di
perguruan tinggi biasanya disebut Skripsi, yang biasanya dijadikan
persyaratan untuk karya ilmiah jenjang S1, Tesis untuk jenjang S2,
dan Disertasi untuk jenjang S3.
- Tulisan ilmiah
Tulisan
ilmiah merupakan serangkaian kegiatan penulisan berdasarkan hasil
penelitian, yang sistematik berdasarkan pada metode ilmiah, untuk
mendapatkan jawapan secara ilmiah terhadap permasalahan yang muncul
sebelumnya. Tulisan ilmiah adalah laporan tertulis dan dipublikasikan
atau dipaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang teliti yang
dilakukan oleh seseorang atau sebuah pasukan dengan memenuhi kaedah
dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan diterima oleh masyarakat
keilmuan.
Silogisme
Kategorial
Silogisme
kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan
kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis
yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang
termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya
menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut
adalah term penengah (middle term).
Contoh:
Contoh:
PU
= Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
PK
= Akasia adalah tumbuhan (premis minor).
K=
Akasia membutuhkan air (Konklusi)
Hukum-hukum
Silogisme Katagorik.
- Apabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular juga.
Contoh:
PU = Semua
yang halal dimakan menyehatkan (mayor).
PK =
Sebagian makanan tidak menyehatkan (minor).
K =
Sebagian makanan tidak halal dimakan (konklusi).
- Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus negatif juga.
Contoh:
PU = Semua
korupsi tidak disenangi (mayor).
PK =
Sebagian pejabat korupsi (minor).
K =
Sebagian pejabat tidak disenangi (konklusi).
- Apabila kedua premis bersifat partikular, maka tidak sah diambil kesimpulan.
Contoh:
Beberapa
politikus tidak jujur (premis 1).
Bambang
adalah politikus (premis 2).
Kedua
premis tersebut tidak bisa disimpulkan. Jika dibuat kesimpulan, maka
kesimpulannya hanya bersifat kemungkinan (bukan kepastian). Bambang
mungkin tidak jujur (konklusi).
- Apabila kedua premis bersifat negatif, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Hal ini dikarenakan tidak ada mata rantai yang menhhubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpulan dapat diambil jika salah satu premisnya positif.
Contoh:
Kerbau
bukan bunga mawar (premis 1).
Kucing
bukan bunga mawar (premis 2).
Kedua
premis tersebut tidak mempunyai kesimpulan
- Apabila term penengah dari suatu premis tidak tentu, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Contoh; semua ikan berdarah dingin. Binatang ini berdarah dingin. Maka, binatang ini adalah ikan? Mungkin saja binatang melata.
Term-predikat
dalam kesimpulan harus konsisten dengan term redikat yang ada pada
premisnya. Apabila tidak konsisten, maka kesimpulannya akan salah.
Contoh:
PU =
Kerbau adalah binatang.(premis 1)
PK =
Kambing bukan kerbau.(premis 2)
K = Kambing
bukan binatang?
Binatang
pada konklusi merupakan term negatif sedangkan pada premis 1 bersifat
positif
Term
penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis
minor. Bila term penengah bermakna ganda kesimpulan menjadi lain.
Contoh:
PU = Bulan
itu bersinar di langit.(mayor)
PK =
Januari adalah bulan.(minor)
K = Januari
bersinar dilangit?
Silogisme
harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, predikat, dan term, tidak
bisa diturunkan konklusinya.
Contoh:
Kucing
adalah binatang.(premis 1)
Domba
adalah binatang.(premis 2)
Beringin
adalah tumbuhan.(premis3)
Sawo
adalah tumbuhan.(premis4)
Dari
premis tersebut tidak dapat diturunkan kesimpulannya
Salah
Nalar
Definisi
Salah Nalar
Salah
nalar merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang
salah, keliru, atau cacat. Dalam
proses berpikir sering sekali kita
keliru menafsirkan atau
menarik kesimpulan, kekeliruan
ini dapat terjadi karena faktor emosional, kecerobohan, atau ketidak
tahuan.
Contoh
salah nalar :
Emilia,
seorang alumni STIE Serelo Lahat, dapat menyelesaikan tugasnya dengan
baik. Oleh sebab itu, Halimah seorang alumni STIE Serelo Lahat, tentu
dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.
2.2
Macam-macam Salah Nalar
Komunikasi
yang baik adalah komunikasi yang tepat pada sasarannya, oleh karena
itu dalam berkomunikasi perlu kita perhatikan kalimat dalam berbahasa
Indonesia secara cermat. Sehingga salah nalar dapat
terminimalisasikan.
Ada
beberapa macam salah nalar, yakni sebagai berikut :
a. Deduksi
yang salah
Simpulan
dari suatu silogisme
dengan diawali premis
yang salah atau tidak memenuhi persyaratan.
Contoh
dari Deduksi yang salah :
-
Kalau listrik masuk desa, rakyat di daerah itu menjadi cerdas.
b. Generalisasi
Terlalu Luas
Salah
nalar jenis ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung
generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi
tersebut sehingga kesimpulan yang diambil menjadi salah.
Contoh
Generalisasi Terlalu Luas :
-
Setiap orang yang telah mengikuti Penataran P4
akan menjadi manusia Pancasilais sejati.
-
Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen
karena barang itu cepat pecah.
c.
Pemilihan Terbatas pada Dua Alternatif
Salah
nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat
dengan pemilihan jawaban yang ada.
Contoh
Pemilihan Terbatas pada Dua Alternatif :
-
Orang itu membakar rumahnya agar kejahatan yang
dilakukan tidak diketahui orang lain.
-
Petani harus bersekolah supaya terampil.
d.
Penyebab yang Salah Nalar
Salah
nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga
mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.
Contoh
Penyebab yang Salah Nalar :
-
Hendra mendapat kenaikan jabatan setelah ia
memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya.
-
Anak wanita dilarang duduk di depan pintu agar
tidak susah jodohnya.
e.
Analogi yang Salah
Salah
nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu
dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan
memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.
Contoh
Analogi yang Salah
-
Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat
mengerjakan tugasnya dengan baik.
-
Pada hari senin Patriana kuliah mengendarai
sepeda motor. Pada hari selasa Patriana kuliah juga mengendarai
sepeda motor. Pada hari rabu patriana kuliah pasti mengendarai sepeda
motor.
-
Rektor harus memimpin universitas seperti
jenderal memimpin divisi.
f.
Argumentasi Bidik Orang
Salah
nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang
dengan tugas yang diembannya.
Contoh
Argumentasi Bidik Orang :
-
Kusdi kesulitan membuat tugas makalah bahasa
Indonesia karena tidak mempunyai materi bahasa Indonesia.
-
Deliana tidak bias menikah lagi karena ia sudah
janda.
g.
Meniru-niru yang Sudah Ada
Salah
nalar jenis ini berhubungan dengan anggapan bahwa sesuatu itu dapat
kita lakukan kalau orang lain melakukan hal itu.
Contoh
Meniru-niru yang Sudah Ada :
-
Kita bisa melakukan korupsi karena pejabat
pemerintah melakukannya.
-
Saat Ujian Akhir Semester mata kuliah Bahasa
Indonesia Slamet mencotek, karena pada mata kuliah Statistik
Fitriawati juga mencontek.
h.
Penyamarataan Para Ahli
Salah
nalar ini disebabkan oleh anggapan orang tentang berbagai ilmu dengan
pandangan yang sama. Hal ini akan mengakibatkan kekeliruan mengambil
kesimpulan.
Contoh
Penyamarataan Para Ahli :
-
Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia adalah Diska,
Sarjanah Ekonomi.
-
Sarifah pandai membuat kue, ia adalah lulusan
SMEA.
1.3 Salah
Nalar dalam Komunikasi
Salah
satu penyampaian komunikasi adalah berita, baik itu dari media
elektronik, ataupun dari media massa. Penyampaian berita yang
dsampaikan sering sekali terjadi kesalahan dalam berpikir, sehingga
dapat mengakibatkan kesalahan dalam penalaran/nalar bagi penerima
berita.
Kekurangcermatan
seseorang atau jurnalis dalam melihat hubungan logis antara satu
fakta dengan fakta lain dalam konteks hubungan sebab-akibat, dan
kekurangcermatan itu kemudian dituangkan dalam teks berita, bisa
menyesatkan “logika” pembaca atau pemirsa. Ketika pembaca atau
pemirsa menganggap teks yang dihasilkan jurnalis itu sebagai sebuah
kebenaran, maka kesesatan logika pun jadi dianggap benar.
Fakta
berupa pernyataan yang mengandung salah nalar atau sesat logika
memang bisa saja berasal dari narasumber. Bisa saja narasumber
sengaja untuk kepentingan tertentu, atau tak sengaja karena sebab
tertentu. Namun, bukan berarti jurnalis bisa begitu saja
meloloskannya menjadi fakta dalam teks berita. Bahkan, pada tahap
awal, jurnalis seharusnya langsung mempersoalkan pernyataan yang
salah nalar itu kepada narasumber.
Sebagai
contoh pernyataan salah nalar muncul di dua media cetak, Kedaulatan
Rakyat (24/3/09, hal 24) dan Koran Tempo (25/3/09, hal B3)
:
-
Pada Kedaulatan Rakyat,
salah nalar muncul di alinea ke-5 berita berjudul Golput
Rugikan Proses Demokrasi. Berita ini memuat
pernyataan dua pimpinan partai politik tentang golput pada saat
keduanya kampanye, yaitu Yusril Ihza Mahendra (Ketua Majelis Syuro
Partai Kebangkitan Bangsa) dan MS Kaban (Ketua Umum Partai Bulan
Bintang).
Alinea
ke-5 berita tersebut, yang hanya terdiri atas tiga kalimat (dua
kalimat tak langsung dan satu kalimat langsung berupa kutipan),
memuat pernyataan MS Kaban tentang golput. Alinea selanjutnya berisi
topik lain yaitu tentang panwaslu.
Alinea
ke-5 ditulis demikian:
Hal
senada diungkapkan Ketua Umum PBB, MS Kaban. Menurut Kaban, golput
merupakan tindakan orang yang tidak bertanggungjawab. “Sebab kita
saat ini sedang mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI),” ujarnya.
- Pada
Koran Tempo salah
nalar muncul pada berita tentang kelangkaan pupuk. Persoalan salah
nalar mulai di judul hingga di tubuh berita. Judul berita suratkabar
ini demikian: Pupuk Langka karena Petani Belum
Ikut Kelompok Tani.
Pada
lead (memimpin), salah nalar di judul dipertegas.
Kepala
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah Aris Budiono menyatakan
kelangkaan atau kesulitan petani dalam memperoleh pupuk pada musim
tanam kedua tahun ini disebabkan masih banyak petani yang belum masuk
kelompok tani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar